Masih Pakai Windows XP? Bersiaplah untuk Kemungkinan
Terburuk
Wabah ransomware WannaCry melanda
dunia. Dibekali dengan tool exploit hasil curian dari dinas intel NSA, program
jahat ini menyerang komputer-komputer dengan menggempur kelemahan di OS Windows.
Salah satu cara menangkal WannaCry
adalah dengan memasang patch Windows untuk menambal kelemahan dimaksud. Celaka
buat para pengguna Windows XP, patch itu sejak awal tidak tersedia. OS lawas
ini memang sudah tidak mendapat dukungan teknis lagi dari Microsoft sejak 2014.
Komputer-komputer yang masih
menjalankan Windows XP pun bertumbangan di tangan WannaCry. Baru belakangan
Microsoft merilis patch darurat untuk menambal celah keamanan di Windows XP,
bersama dengan Windows Server 2003 dan Windows 8.
WannaCry seakan membuktikan sekali
lagi bahwa Windows XP sangat rawan menjadi bulan-bulanan para pelaku kejahatan
cyber, seperti dalam kasus ransomware yang menyandera data dan meminta tebusan
ini.
Di Inggris, kabarnya 90 persen sistem
di jaringan National Health Service (NHS) masih menggunakan Windows XP. NHS dan
Inggris adalah salah satu yang paling parah terdampak oleh serangan WannaCry.
Ransomware itu merangsek ke setidaknya 45 organisasi medis dalam jaringan NHS.
Para hacker sudah mengincar Windows
XP selama bertahun-tahun. Sebab, sistem operasi ini populer (banyak digunakan
orang) dan tak punya pertahanan layaknya OS yang lebih baru.
Portal Wired menyebutkan bahwa para
pengguna Windows XP mesti bersiap untuk “kemungkinan terburuk” dalam hal
potensi terkena serangan cyber.
“Sebuah komputer yang menjalankn
Windows XP ibarat kastel tanpa parit, pintunya terbuka lebar dan siap menyambut
gerombolan penjarah dengan tangan terbuka,” tulis Wired, sebagaimana dirangkum
KompasTekno, Selasa (16/5/2017).
Kenapa Windows XP masih banyak dipakai?
Meski sudah kadaluarsa alias tidak
diberikan dukungan teknis lagi (termasuk patch sekuriti) oleh Microsoft sejak
2014, Windows XP nyatanya masih banyak dipakai oleh berbagai pengguna institusi
dan perorangan di seluruh dunia.
Data terbaru dari firma analisa Net
Applications, per April 2017, menunjukkan bahwa lebih dari 7 persen komputer di
seluruh dunia masih menjalankan Windows XP. Angka 7 persen tersebut mewakili
jumlah jutaan komputer, mulai dari PC desktop hingga mesin-mesin ATM yang masih
mengandalkan si Windows lawas.
Tapi kenapa pula Windows XP bisa
bertahan selama lebih dari 16 tahun sejak pertama kali diperkenalkan pada 2001
lalu?
Peter Tsai, analis IT dari
Spiceworks, sebuah jaringan untuk profesional IT, menjelaskan bahwa XP
merupakan versi Windows pertama yang dikenal stabil.
Selain itu ada jeda waktu 5 tahun
antara Windows XP dengan penerusnya yang tidak populer, Windows Vista. Sehingga
Windows XP punya waktu lama untuk berkembang luas dan dipakai oleh banyak
pengguna.
Banyaknya angka installed base
Windows XP ini membuat para penggunanya ogah beralih ke sistem opersi yang
lebih baru, terutama dari kalangan bisnis dan perusahaan. Maklum, upgrade
keseluruhan sistem butuh banyak waktu dan uang.
Belum lagi kalau perusahaan
menjalankan software legacy yang tak mau bekerja di sistem Windows yang lebih
baru. Makin lengkaplah alasan untuk bertahan dengan Windows XP.
“Banyak perusahaan kecil yang
berpendapat -kemudian terbukti salah besar- bahwa kalau sesuatu tidak rusak,
maka tak usah diperbaiki,” kata Tsai. “Utamanya perusahaan-perusahaan yang
tidak memprioritaskan TI.”
Penghematan yang semu
Dengan bertahan memakai Windows XP,
sebagian perusahaan mungkin berpikir bisa menghemat waktu dan biaya upgrade.
Namun, serangan WannaCry membuktikan penghematan itu semu belaka dan tak ada
artinya saat sistem komputer mulai disandera ransomware.
Microsoft telah mengambil langkah di
luar kebiasaan dengan merilis patch keamanan khusus untuk Windows XP. Tapi hal
tersebut dilakukan untuk ikut memerangi penyebaran WannaCry yang memang sudah
mencapai tingkat gawat darurat di skala internasional.
Tak ada jaminan sang raksasa software
itu bakal melakukan hal serupa untuk ancaman-ancaman cyber lain yang mengincar
Windows XP di masa mendatang.
Bicara soal ancaman cyber, perlu
diingat bahwa WannaCry berasal dari serangkaian tool senjata cyber NSA yang
dibocorkan oleh kelompok hacker bernama Shadow Broker. Kemungkinan masih ada
“senjata” curian lain yang bisa muncul dalam bentuk malware.
Aneka tool NSA itu bisa dipakai untuk
macam-macam hal oleh para penjahat cyber, mulai dari membuat ransomware,
memata-matai pengguna komputer, hingga membangun pasukan “bot” untuk
melancarkan serangan cyber. Entah ancaman apa lagi yang bakal dihadapi para
pengguna Windows XP nanti.
0 comments:
Post a Comment